INVESTASI JANGKA PANJANG DAN INVESTASI JANGKA PENDEK PADA BANK

Mengenal Investasi Jangka Panjang

Investasi jangka panjang adalah investasi dimana dana yang Anda masukkan akan diputar dan baru dapat dicairkan setelah jangka waktu minimal 1 tahun. Ada banyak bentuk investasi jangka panjang. Berikut ini adalah beberapa contoh diantaranya:

Properti merupakan salah satu investasi jangka panjang yang sangat menguntungkan. Harga properti akan terus merangkak naik dari tahun ke tahun. Bagi Anda yang memiliki dana yang cukup besar, investasi ini patut menjadi pilihan.

Berbagai macam properti bisa Anda lirik, mulai dari tanah, rumah, ruko dan lain-lain. Yang paling penting di dalam mengambil investasi jangka panjang ini adalah kejelian Anda dalam melihat kondisi masa depan dari daerah tempat properti tersebut berada.

Mengambil properti di daerah yang sedang berkembang pesat adalah salah satu cara untuk memperoleh keuntungan yang besar dari investasi ini secepat-cepatnya.

Selain properti, investasi jangka panjang yang juga bisa Anda ambil adalah membeli dan menyimpan emas dan berbagai logam mulia. Harga emas dan logam mulia ini juga akan cenderung terus naik karena sifatnya yang berupa bahan tambang yang terbatas.

Kondisi ekonomi dunia yang sering tidak stabil juga merupakan salah satu pemicu naiknya harga emas dan logam mulia. Oleh karena itu membeli dan menyimpan emas serta logam mulia untuk jangka panjang bisa menjadi alternatif yang bisa Anda pilih.

Saham juga merupakan salah satu investasi jangka panjang. Walau demikian, ada pula yang memperdagangkan saham dalam jangka pendek.

Untuk menyimpan saham dalam jangka panjang, Anda harus jeli melihat kondisi perusahaan yang sahamnya akan Anda beli. Membeli saham-saham yang kondisi usahanya cukup stabil merupakan salah satu cara investasi jangka panjang yang bisa Anda pilih,

Tak berbeda jauh dengan saham, reksadana juga merupakan investasi jangka panjang yang melibatkan pasar modal. Bedanya, di reksadana, ada banyak pilihan kombinasi jenis investasi yang bisa Anda pilih.

Anda bisa mengkombinasikan berbagai jenis investasi mulai dari yang resikonya kecil sampai yang resikonya besar di dalam reksadana. Tentu resiko besar bisa sangat menguntungkan maupun sangat merugikan dan Anda harus siap menerima setiap resiko tersebut.

Investasi jangka panjang pada dasarnya tidak terlalu sulit dalam memberikan keuntungan. Jika Anda jeli melihat situasi dan kondisi, banyak investasi jangka panjang yang bisa memberikan keuntungan berlipat. Di dalam investasi, sifat bijaksana dan tidak serakah sangat dibutuhkan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal

Pengertian Investasi Jangka Pendek

Kelebiahan uang kas dalam suatu perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan karena itu kelebihan kas sebaiknya diinvestasikan selam masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka watu tidak dipkainya ka situ relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam bentuk atau dalam jangka pendek. Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertefikiat bank atau surat – surat berharga yaitu saham ( efek ekuitas) dan obligasi (efek Utang)

Pengaturan akutansi dan pelaporan investasi obligasi ( efek Utang) dan saham (efek Ekuitas) diatur dalam PSAK No. 50. Menurut PSAK tersebut perusahaan harus mengklasifikasikan investasi saham ke dalam salah satu dari tiga kelompok berikut ini :

  1. dimiliki hingga jatuh tempo ( Held to Maturity)

Efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki sampai jatuh tempo harus diklasifikasikan dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo”

  1. Diperdagangkan ( Trading)

Efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat harus diklasifikasikan ke dalam kelompok “diperdagangkan”. Investasi ini dilakukan dengantujuan untuk mecari laba dari perbedaan harga jangka pendek

  1. Tersedia untuk dijual (available for sale)

Efek yang tidak diklasifikasikan ke dalam dua kelompok tersebut harus dilasifikasikan ke dalam kelompok “tersedia untuk dijual”

Selanjutnya dalam PSAK No. 50 Paraf 19 dinyatakan bahwa inbestas dalam surat bergarga yang masuk kelompok “diperdagangkan” harus dicantumkan sebagai aktiba lancer dalam neraca, sedangkan inbestasi yang masuk dalam kelompok “dimiliki hingga jatuh tempo” dan “tersedia untuk dijual” dapat disajikan dalam kelompok aktiva lancer tau tidak lancer bedaraskan keputusan manajemen. Khusu untuk obligasi yang akan segera jatuh tempo, harus diklompokan dalam aktiva lancer.

Pencatatan Surat – Surat Berharga

Surat – surat berharga yang dibeli didebitkan dalam rekening surat – surat berharga dengan jumlah sebesar harga perolehannya. Harga perolehan surat berharga adalah harga kurs ditambah komisi, provisi, meterai dan biaya – biaya lain yang timbul pada saat pembelian

Penilaian Surat Berharga

Dalam hubungannya dengan penilaian surat – surat berharga, PSAK No. 13 menyebutkan yaitu :

Investasi yang dklasifikasikan sebagai aktiva lancer harus dicatat dalam neraca pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar.

Biaya ( Cost) dapat ditentukan berdasarkan FIFO, rata – rata tertimbang, atau LIFO. Nilai pasar dapat ditentukan berdasarkan portofoio agregat, dalam total atau menurut kategori investasi ataupada dasarnya investasi individual yang ditetapkan secara konsiten

Nilai pasar adalah jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu unvestasi dalam pasar yang aktif

Investasi Jangka Pendek :

  1. Dapat dengan mudah dirubah kembali menjadi uang tunai, atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusaha.
  2. Masa investasi tidak lebih dari satu periode akuntansi (12 bulan).

Instrumen Investasi Jangka Pendek :

a)    Investasi dalam bentuk Deposito Berjangka

b)    Investasi dalam Joint Venture

c)    Investasi dalam Surat-surat Berharga

Pencatatan Surat-Surat Berharga

Surat Berharga         dicatat sebesar Harga Perolehannya

Unsur-unsur Harga Perolehan :

  • Harga kurs ditambah dengan komisi (provisi) broker
  • Bea Materai
  • Biaya-biaya lainnya

Pada saat penjualan kembali Keuntungan Kerugian

Apabila surat-surat berharga yang dijual kembali diperoleh dari beberapa kali pembelian, maka penentuan Harga Perolehan dari surat-surat berharga tersebut dapat dihitung dengan menggunakan metode :

  • MPKP (Masuk Pertama Keluar Pertama)
  • MTKP (Masuk Terakhir Keluar Pertama)
  • Metode Rata-rata

INVESTASI JANGKA PENDEK DALAM SAHAM

Saham : surat bukti ikut menanamkan modal dalam suatu perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas).

Investasi        Pendapatan              Deviden

Contoh soal :

  1. Tanggal 3 Maret 2009, dibeli 200 lembar saham PT. Kurnia, Tbk, dengan nilai nominal @ Rp. 10.000.- dengan kurs 102 %, biaya pembelian saham-saham tersebut adalah sebesar Rp. 25.000.-
  2. Tanggal 25 April 2009, dibeli 100 lembar saham PT. Kurnia.  Tbk, dengan nilai nominal @ Rp. 10.000.-, dengan kurs 98 %, biaya pembelian saham-saham tersebut adalah sebesar Rp. 12.000.-
  3. Tanggal 10 Mei 2009 dijual kembali 240 lembar saham PT. Kurnia. Tbk dengan nilai nominal @ Rp. 10.000.-,dengan kurs 104 %, biaya penjualan saham-saham tersebut adalah Rp. 25.000.-

     

INVESTASI JANGKA PENDEK DALAM OBLIGASI

Obligasi : surat bukti telah memberikan pinjaman kepada pihak yang menerbitkan obligasi dan harus dilunasi pada tanggal jatuh temponya.

Pembelian Obligasi             Pendapatan              Bunga Obligasi

Ketentuan-ketentuan dalam perhitungan bunga :

  1. Umur bulan ditetapkan 30 hari, bila obligasi ditransaksikan pada tanggal 31 , maka dianggap ditransaksikan pada tanggal 1 bulan berikutnya. 1 tahun ditetapkan 360 hari.
  2. Banyaknya hari bunga berjalan, dihitung mulai tanggal kupon bunga terakhir dibayarkan sampai dengan tanggal transaksi jual beli obligasi.
  3. Besarnya bunga obligasi dihitung berdasarkan persen tertentu dari nilai nominalnya.

Contoh soal :

1)    Tanggal 3 Juni 2009, dibeli 300 lembar obligasi 12 % / th dari PT. Permata. Tbk dengan nilai nominal @ Rp. 10.000.-, dengan kurs 102 %, biaya pembelian Rp. 25.000.-. Kupon bunga dibayarkan tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.

2)    Tanggal 25 September 2009, dibeli 100 lembar obligasi 12 % /th dari PT. Permata. Tbk dengan nilai nominal @ Rp. 10.000.-, dengan kurs 98 %, biaya pembelian Rp. 12.000.-. Kupon bunga dibayarkan tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.

3)    Tanggal 1 Oktober 2009, diterima bunga obligasi PT. Permata. Tbk

4)    Tanggal 10 Oktober 2009, dijual 300 lembar obligasi 12 %/thn PT. Permata. Tbk, dengan nilai nominal @ Rp. 10.000.-, dengan kurs 104 %, biaya penjualan Rp. 25.000.-.  Kupon bunga dibayarkan tiap tanggal 1 April dan 1 Oktober.

5)    PENILAIAN SURAT-SURAT BERHARGA

dilakukan untuk menetapkan nilai surat-surat berharga yang akan dilaporkan di Neraca

Penilaiannya dilakukan berdasarkan Harga yang Terendah antara Harga Perolehannya  dengan Harga Pasar yang berlaku pada saat dilakukan penilaian.

Metode penentuan Harga perolehan surat-surat berharga :

  • MPKP
  • MTKP
  • Rata-rata

Metode penentuan Harga Pasar :

  • Portofolio Agregat
  • Portofolio dalam total
  • Katagori investasi
  • Dasar investasi individual yang ditetapkan secara konsisten

contoh soal :

  1. Di bawah ini adalah surat-surat berharga yang dimiliki oleh PT. Perkasa Tbk, yang menunjukkan harga perolehan serta harga pasar pada tanggal 31 Desember 2009.
Keterangan Harga Perolehan (Rp) Harga Pasar (Rp)
100 lembar saham PT. Yudha. Tbk 1.250.000.- 1.225.000.-
200 lembar saham PT. Reksa. Tbk 2.315.000.- 2.350.000.-
400 lembar saham PT. Haneda. Tbk 4.215.000.- 4.196.000.-
200 lembar saham PT. Tora. Tbk 2.103.000.- 2.145.000.-
300 lembar saham PT. Yudha. Tbk 3.103.000.- 3.092.000.-
100 lembar saham PT. Reksa. Tbk 950.000.- 1.050.000.-
Jumlah 13.936.000.- 14.058.000.-

LAPORAN KEUANGAN PADA BANK

tugas ke 2

Kalau kita menelusuri bentuk laporan dari beberapa perusahaan, akan kita temukan berbagai macam bentuk laporan. Laporan tersebut dapat kita golongkan ke dalam dua kelompok yaitu laporan operasional dan laporan keuangan. Laporan operasional digunakan untuk mengawasi aktivitas perusahaan dan diprint-out langsung oleh bagian yang terkait langsung dengan aktivitas tersebut serta laporan operasional sering tidak dilengkapi dengan satuan nilai mata uang. Namun tidak berarti laporan operasional tidak memerlukan satuan nilai mata uang tersebut. Bentuk laporan operasional sangat tergantung pada jenis operasional perusahaan dengan kecederungan pengukuran menggunakan satuan volume.    Laporan keuangan adalah laporan yang menyangkut asset perusahaan dan perubahannya. Laporan keuangan mempunyai bentuk standar dan aturan, prosedur yang harus dipenuhi dan dibuat oleh bagian akuntansi.

Laporan akuntansi utama adalah Neraca (Balanced), Laporan Rugi laba (income statement) dan Laporan perubahan modal (Capital Statement)

Menurut PSAK No.1 Revisi 98, Pragraph 07 :

Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponenkomponen berikut ini:

a) neraca,

b) laporan laba-rugi,

c) laporan perubahan ekuitas,

d) laporan arus kas,

NERACA
Laporan neraca adalah laporan keuangan utama yang diterbitkan pada akhir periode akuntansi yaitu per tanggal 31 Desember. Tanggal tersebut adalah syarat minimal dan sifatnya formal berdasarkan suatu kewajiban perusahaan melaporkan transaksi keuangan bukan berdasarkan kebutuhan. Kapan sesungguhnya Laporan Neraca dibutuhkan?… Kalau saya sebagai pimpinan perusahaan untuk keperluan tertentu, ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saya, kebutuhan saya adalah Laporan Neraca sekarang. Butuhnya sekarang. Kalau laporan tersebut baru dapat saya peroleh minggu depan artinya kebutuhan saya sebagai pimpinan perusahaan tidak terpenuhi. Kebijakan yang seharusnya saya putuskan sekarang harus tertunda. Faktanya memang masih sedikit pimpinan perusahaan yang membutuhkan laporan posisi keuangan seperti yang saya sebutkan. Bagaimanan dengan anda?….

Disisi lain masih banyak perusahaan yang membutuhkan waktu lama untuk menerbitkan laporan neraca, sehingga setiap saat pimpinan perusahaan melihat laporan posisi keuangan yang dilihatnya adalah informasi yang sudah basi.  Sementara pengguna Aplikasi Komputer akuntansi dapat menampilkan laporan neraca kapan saja.

Seorang rekan saya seorang akuntan yang sudah bulukan menangani  akuntansi,mengatakan akuntansi manual itu tidak ada yang salah. Dilain pihak sering saya menerima umpatan dari rekan-rekan akuntan juga, sejak pakai komputer justru banyak laporan yang salah.

Jawabnya sederhana.

  • Keterlambatan dalam memberikan informasi adalah suatu kesalahan, bagaimana tidak ada yang salah.
  • Banyak kesalahan pada akuntansi manual yang tidak terdeteksi.  Kalaupun diketahui kesalahan kejadiannya aja sudah lama untuk apa lagi.
  • Akuntansi komputer banyak salah, bisa saja terjadi karena yang menggunakan komputer seharusnya seharus belajar dulu.  Kalau yang ditempatkan sebagai operator komputer langsung diambil dari buruh pabrik atau office boy jelas akan banyak kesalahan. Orangnya saja sudah salah.

Dalam menyusun neraca pada akuntansi manual terlebih dahulu dibuat jurnal setiap transaksi keuangan.  Terus dibuat Neraca saldo dengan menghitung jumlah saldo setiap rekening neraca & laba rugi selama satu periode akuntansi dan hasilnya  dimasukkan ke kertas kerja (neraca lajur). Berdasarkan fakta atau hal tertentu di buat ayat penyesuaian sehingga didapat neraca saldo yang disesuaikan. Kolom berikutnya ikhtisar pabrikasi, rugi laba untuk merangkum biaya dan rugi laba kolom terakhir adalah neraca akhir. Ribet bangat ya?…. sehingga saking ribetnya sering akuntan tidak menyelesaikan pekerjaannya sehingga neraca lajur sudah dianggap sebagai Laporan Keuangan. “Neraca Lajur bukanlah laporan keuangan melainkan alat untuk menyusun laporang keuangan.

Untuk menghitung saldo setiap rekening dalam satu periode akuntansi tidaklah mudah dalam akuntansi manual sekalipun akuntansi manual juga sudah pakai komputer. Apalagi kalau ditemukan jurnal tidak balance. Hal itu tidak akan ditemukan pada aplikasi akuntansi seperti ZULISoft. ZULISoft hanya butuh satu Click untuk menampilkan Neraca Saldo ke worksheet excel dalam hitungan detik sekalipun neraca saldo bukanlah bagian Laporan namun ZULISoft masih menyediakannya. Bila tidak balance tinggal lihat melalui modul audit semua beres dalam waktu singkat. Akuntansi komputer tidak memerlukan Neraca Lajur karena tanpa bantuan neraca lajur komputer mampu menyusun laporan Neraca, bahkan mulai dari menyusun jurnal transaksi.

ZULISoft menyusun jurnal transaksi dari data transaksi, dimana pada saat membuat bukti transaksi telah dilengkapi dengan data untuk jurnal sehingga user tinggal click tombol button untuk memerintahkan komputer menyusun jurnal transaksi. Seterusnya anda tinggal pilih menu untuk menampilkan laporan keuangan Buku besar, laba rugi ataupun  neraca.  Laporan yang dihasilkan divisual ke worksheet Excel atau di print ke Pdf format atau TIFF.  ZULISoft juga punya pilihan untuk menampilkan betuk stafell atau report form, single step atau multi step dll.

Bentuk Report Form

Biasanya bentuk report form menampilkan neraca pada dua periode akuntansi yaitu tahun lalu dan tahun yang dilaporkan. ZULISoft juga begitu.

LAPORAN RUGI LABA

Karena laporan rugi laba merupakan laporan akuntansi utama, maka laporan  ini tidak asing lagi di setiap perusahaan. Banyak kesan bahwa menyusun laporan ini sulit, Pada hal sangat sederhana apalagi dikerjakan pada sistem akuntansi komputer, untuk menerbitkan laporan ini tinggal clik command button, komputer segera mengerjakannya. Gampangkan ?

Sesungguhnya memang sederhana dan gampang sekali.  Timbulnya kesan rumit adalah karena laporan ini melibatkan semua transaksi yang jumlahnya relative banyak, mulai dari awal periode akuntansi sampai periode akhir. Jumlah yang banyak itulah yang sulit, namun dengan bantuan komputer semua itu jadi mudah dan cepat.

Untuk memahami laporan Rugi laba kita perhatikan konsep dasarnya yang sangat sederhana yaitu :

Untung = Jual – Beli

Sekarang kita kembangkan, Jual itu dalam suatu kegiatan usaha melibat unsur diskon, retur dll. Sedangkan unsur beli melibatkan unsur barang yang dijual sebagai biaya pokok. Disamping itu dalam melakukan usaha tersebut melibatkan kegiatan operasional yang menyebabkan timbul biaya operasional. Selain itu masih terdapat unsur lain yaitu unsur yang tidak terkait langsung dengan usaha pokok perusahaan kita sebut saja pendapatan/biaya diluar usaha atau biaya lain lain dan terakhir terdapat hubungan dengan kewajiban kepada pemerintah yaitu berupa pajak.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut maka dapat kita temukan susunan seperti berikut:

JUDUL DAN PERIODE    ——> STANDAR AKUNTANSI

1. PENDAPATAN/PENGHASILAN :

  • ……………………………………….. nnnnnnnn
  • ……………………………………….. nnnnnnnn +

JUMLAH PENGHASILAN                                        NNNNNNN    —-> JUAL

2. HARGA POKOK PERSEDIAAN:

  • ……………………………………….. nnnnnnnn
  • ……………………………………….. nnnnnnnn +

JUMLAH HARGA POKOK PERSEDIAAN               NNNNNNN –  ———>  BELI

PENGHASILAN                                                    NNNNNNN    ———->  UNTUNG

3. BIAYA OPERASI:

  • BIAYA PENJUALAN
  • …………………………….. nnnnnnnn
  • …………………………….. nnnnnnnn

JUMLAH BIAYA PENJUALAN                              NNNNNNN

  • BIAYA ADMINISTRASI & UMUM
  • …………………………….. nnnnnnnn
  • …………………………….. nnnnnnnn

JUMLAH BIAYA ADMINISTRASI                         NNNNNNN +

4. JUMLAH BIAYA OPERASI NNNNNNNN

5. PENDAPATAN/BIAYA LAIN LAIN:

  • PENDAPATAN LAIN LAIN
  • …………………………….. nnnnnnnn
  • BIAYA LAIN-LAIN
  • …………………………….. nnnnnnnn

JUMLAH PENDAPATAN & BIAYA LAIN LAIN                  NNNNNNN

6. LABA SEBELUM PAJAK NNNNNNN

7. PAJAK PENGHASILAN NNNNNNN

LABA/RUGI BERSIH                                                                 NNNNNNN

(mohon ma’af masih perlu dirapikan)

Selanjutnya berdasarkan kebutuhan, rugi laba perlu dibandingkan dengan rugi laba periode tertentu misal periode yang sama pada masa akuntansi tahun lalu atau dengan periode akhir tahun lalu, sehingga laporan laba rugi dapat menampikan perkembangan usaha.

Dari cara menghitung terdapat dua bentuk laporan rugi laba yaitu metode periodical dan perpetual inventoy dimana metote periodical inventory sudah jarang digunakan karena dengan bantuan komputer menggunakan metode perpertual inventory, laporan rugi laba dapat divisual kapan saja diperlukan.

Perbedaan laporan Rugi laba perusahaan jasa, dagang dan industri hanya terdapat perbedaan pada rekening-rekening rugi laba yang terdapat pada masing-masing perusahaan tersebut misalnya :

  • Perusahaan jasa tidak memiliki persediaan, sehingga dalam laporan rugilaba tidak terdapat komponen harga pokok persediaan
  • Perbedaan nama rekening misalnya nama rekening penghasilan pada perusahaan dagang “Penghasilan Penjualan “  sedangkan pada perusahaan jasa adalah “Penghasilan Jasa”
  • dll.

Untuk melakukan hal tersebut, sulit hanya semata-mata karena melibatkan banyak data namun dengan bantuan aplikasi komputer laporan rugi laba dapat dihasilkan dalam hitungan detik, sehingga dapat dilihat kapan saja dibutuhkan.

Menyusun Rekening Rugi Laba

PENDAPATAN/PENGHASILAN :

Yaitu pendapat/penghasilan dari usaha pokok perusahaan. Pada persusahaan dagang adalah penghasilan dari penjualan barang dagang yang selanjutnya disebut penjualan. Elemen lain yang mempengaruhi penjualan adalah potongan penjualan dan retur penjualan. Mungkin ada komisi yang langsu berkaitan dengan penjualan ditempatkan di bagian ini.

Penjualan 99,999,999.00
PotonganPenjualan 99,999,999.00
Retur Penjualan 99,999,999.00 +
PENJUALAN BERSIH 99,999,999.00

Perlu tidaknya rekening penjualan ke rekening yang lebih spesifik sepenuhnya adalah kebijakan pimpinan perusahaan. Saya pernah melakukanya atas permintaan manajemen perusahaan clien saya dimana setia item barang memiliki rekening sendiri. Total rekening Neraca dan Rugi laba menjadi 750 item. Informasi yang diperileh sangat terinci namun disisi lain menuntut user untuk bekerja lebih teliti dan punya tinggkat kesulitan ngat tinggi. Tip dari saya sebaiknya kalau memang ingin di detail cukup dengan membuat berdasarkan kelompok-kelompok barang saja.

HARGA POKOK PERSEDIAAN :

Adalah semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh persediaan sampai persediaan tersebut dapat dijual, namun umumnya hanya elemen yang terkait secara langsung saja yang dikelompokan sebagai harga pokok persediaan. Elemen yang mempengaruhi nilai harga pokok peresediaan adalah potongan pembelian dan retur pembelian.

Pembelian 99,999,999.00
Biaya Transport 99,999,999.00
Potongan Pembelian 99,999,999.00
Retur Pembelian 99,999,999.00 +
HARGA POKOK PERSEDIAAN 99,999,999.00
JUMLAH PENDAPATAN/PENGHASILAN 9,999,999,999.00

BIAYA OPERASIONAL :

Adalah semua biaya yang diperlukan dalam usaha pokok perusahaan, selain Harga pokok persediaan meliputi biaya penjualan, biaya umum dan biaya administrasi. Umumnya biaya-2 tersebut sekelompokan sbb:

BIAYA PENJUALAN :

Adalah biaya yang digunakan, untuk menjual barang dagang termasuk di dalamnya biaya yang digunakan untuk menagih hasil penjualan.

Biaya Gaji  & UangTransprt Marketing 99,999,999.00
Biaya Iklan 99,999,999.00
Biaya Transport 99,999,999.00
Biaya Penagihan (Kolektor ) 99,999,999.00 +
TOTAL BIAYA PENJUALAN 99,999,999.00

 

BIAYA UMUM & ADMINISTRASI :

Adalah kelompok biaya yang tidak berbanding lurus B16dengan hasil usaha. Namun besar anggaran yang ditetapkan untuk masing-masing element biaya, menentukan efektifitas kinerja perusahaan sehingga masing-masing elemen biaya umum dan administrasi  perlu dikontrol agar selalu terjadi sinkronisasi dengan aktivitas perusahaan.

Biaya Listrik 99,999,999.00
Biaya Telepon 99,999,999.00
Biaya Gas dan Air 99,999,999.00
Biaya Alat Tulis &   Kantor 99,999,999.00
Biaya Legal & Perizinan 99,999,999.00
Biaya Gaji Dan Tunjangan 99,999,999.00
Biaya Pengembangan SDM 99,999,999.00
Biaya Perjalanan Dinas 99,999,999.00
Biaya Perawatan & Perbaikan 99,999,999.00
Biaya Penyusutan Aktiva 99,999,999.00
Biaya Umum Lainnya 99,999,999.00 +
TOTAL BIAYA UMUM & ADMINISTRASI 99,999,999.00
TOTAL BIAYA OPERASIONAL 99,999,999.00
LABA USAHA 99,999,999.00

 

PENDAPATAN LAIN :

Adalah pendapatan/penghsilan yang diperoleh dari aktivitas diluar usaha pokok perusahaan

Pendapatan Ongkos Angkut 99,999,999.00
Pendapatan Ongkos Potong 99,999,999.00
Pendapatan Bunga Jasa Giro 99,999,999.00
TOTAL PENDAPATAN LAIN 99,999,999.00
BIAYA LAIN-LAIN
Biaya Lain – lain 99,999,999.00
Biaya Bunga Bank 99,999,999.00
Penghapusan Piutang 99,999,999.00
Laba (Rugi) Penjualan Aktiva Tetap 99,999,999.00 +
TOTAL BIAYA LAIN-LAIN 99,999,999.00
POS LUAR BIASA
Peghasilan/Biaya/kerugian dari peristiwa/ kejadian luar biasa (Yang jarang terjadi) 99,999,999.00 +
TOTAL POS LUAR BIASA 99,999,999.00
LABA SEBELUM PAJAK 99,999,999.00

Laporan Analisa Transaksi

Laporan analisa Transaksi adalah laporan yang didesign untuk menampilkan detail setiap transaksi yang terjadi pada periode tertentu, mulai dari Dokumen Bukti Transaksi , Order, Surat Jalan, Pajak, Pembayaran dan status Transaksi pada saat dilaporkan. Secara default ZULISoft menampilkan Transaksi pada 3 bulan terakhir. Option yang dapat dipilih adalah periode  dan Pelanggan sehingga user dapat menampilkan laporan analisa Transaksi untuk pelanggan tertentu pada periode tertentu.

Dengan perubahan peraturan perpajakan, kami masih tetap menggunakan invoice sebagai Bukti Transaksi dan bentuk formulir seperti semula dengan menggunakan tanggal surat Jalan sebagai tanggal Transaksi karena itu Tanggal Invoice dan tanggal faktur pajak akan selalu sama dan juga sama dengan tanggal surat Jalan. Bila pemenuhan order dilakukan secara bertahap maka tanggal yang digunakan adalah tanggal surat Jalan terakhir.

Ada dua macam analisa Transaksi yang kami sediakan yaitu Analisa Transaksi Penjualan dan Analisa Transaksi Pembelian

Analisa Transaksi Penjulan

Analisa Transaksi pembelian

Dari laporan analisa Transaksi user dapat melihat record setiap Transaksi secara detail sehingga dengan mudah dapat mengetahui status trasaksi apakah sudah lunas atu masih terhutang dan juga identifikasi Dokumen yang terkait dengan Transaksi tersebut.

 

 

HUKUM PERBANKAN DI INDONESIA

Apa yang perlu diketahui dari rahasia Bank?
Kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan rahasia Bank, sehingga kalau kita menjadi nasabah Bank, kita akan mengetahui secara pasti apa-apa yang boleh dan tidak boleh diberikan pada pihak luar oleh Bank. Dalam dunia modern sekarang ini, hampir setiap orang yang telah cukup umur berhubungan dengan Bank, entah sekedar menyimpan uang, ataupun mengirim uang melalui transfer, meminjam uang dan sebagainya.
Dasar Hukum ketentuan rahasia bank di Indonesia, mula-mula adalah Undang-undang no.7 tahun 1992 tentang Perbankan, tetapi kemudian diubah dengan Undang-undang no.10/1998. Sesuai pasal 1 ayat 28 Undang-undang no.10/1998, berbunyi sebagai berikut:
Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai Nasabah Penyimpan dan Simpanannya.

Lingkup Rahasia Bank
Pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul adalah: Apakah yang harus dirahasiakan ini hanya terbatas kepada keuangan nasabah penyimpan dana saja? Apakah juga menyangkut keadaan keuangan nasabah debitur? Apakah lingkup rahasia Bank hanya menyangkut pasiva (liabilities) bank berupa dana nasabah bank, ataukah juga meliputi aktiva (assets) bank berupa kredit Bank kepada nasabah. Apakah juga menyangkut penggunaan jasa-jasa bank yang lain, selain jasa penyimpanan dana dan jasa pemberian kredit?
Dari rumusan pasal 40 Undang-undang No.10/1998, secara eksplisit disebutkan bahwa lingkup rahasia bank adalah bukan saja menyangkut simpanan nasabah, tetapi juga (identitas) nasabah penyimpan yang memiliki simpanan tersebut. Bahkan dalam rumusan pasal 40, “Nasabah Penyimpan” disebut lebih dahulu daripada “Simpanannya”.

Di beberapa negara, lingkup dari rahasia bank tidak ditentukan hanya terbatas kepada keadaan keuangan nasabah, tetapi meliputi juga identitas nasabah yang bersangkutan.

Informasi mengenai mantan nasabah
Di dalam praktek perbankan atau praktek bisnis, sangat lazim seorang nasabah berpindah-pindah atau berganti-ganti bank, seperti juga adalah lazim seorang nasabah mempunyai simpanan pada beberapa bank. Timbul pertanyaan, apakah bank masih terikat terhadap kewajiban rahasia bank setelah nasabahnya tidak lagi menjadi nasabah bank yang bersangkutan? Hal ini ternyata tidak diatur atau ditentukan oleh undang-undang, baik oleh undang-undang no.7/1992 maupun undang-undang no.10/1998.

Mengingat tujuan dari diadakannya ketentuan mengenai kewajiban rahasia bank, sebaiknya undang-undang perbankan Indonesia menentukan kewajiban rahasia bank tetap diberlakukan sekalipun nasabah yang bersangkutan telah tidak lagi menjadi nasabah bank yang bersangkutan.

Siapa yang berkewajiban memegang teguh rahasia Bank?
Menurut pasal 47 ayat (2) Undang-undang no.10/1998, yang berkewajiban memegang teguh rahasia bank adalah:
Anggota Dewan Komisaris Bank
Anggota Direksi Bank
Pegawai Bank
Pihak terafiliasi lainnya dari Bank

Siapakah yang dikategorikan sebagai “pegawai bank”
Menurut penjelasan pasal 47 ayat (2) yang dimaksudkan “pegawai bank” adalah “semua pejabat dan karyawan bank”. Lingkup sasaran tindak pidana rahasia bank menurut pasal tsb terlalu luas, karena berarti rahasia bank berlaku bagi siapa saja yang menjadi pegawai bank, sekalipun pegawai bank tersebut tidak mempunyai akses atau tak mempunyai hubungan sama sekali dengan nasabah penyimpan dan simpanannya, seperti: pramubakti, satpam, pengemudi, pegawai di unit yang mengurusi kendaraan dan masih banyak lagi.

Kewajiban merahasiakan bagi mantan pegawai bank
Seorang pegawai bank, ada kemungkinan tak selamanya menjadi pegawai bank tersebut, bisa karena telah tiba masa pensiun, keluar dan menjadi pegawai di perusahaan lain, meninggal dan sebagainya. Pada krisis moneter, banyak pegawai bank yang terkena PHK karena bank nya terkena likuidasi.

Pertanyaan yang muncul, apakah mantan pegawai bank masih tetap terkena oleh kewajiban memegang teguh rahasia bank yang menjadi kewajibannya sewaktu yang bersangkutan masih menjadi pegawai aktif di bank yang bersangkutan? Ternyata Undang-undang no.7/1992 maupun Undang-undang no.10/1998 tak mengaturnya.

Beberapa negara menentukan bahwa mantan pengurus dan pegawai bank terikat oleh kewajiban rahasia bank. Ada yang menentukan keterikatannya itu berakhir setelah beberapa tahun sejak saat yang bersangkutan berhenti sebagai pengurus atau pegawai bank, ada pula yang menentukan kewajiban tersebut melekat terus sampai seumur hidup.

Pengertian pihak terafiliasi lainnya
Sebagaimana ditentukan dalam pasal 1 ayat (22) Undang-undang no.10/1998, yang dimaksud pihak terafiliasi adalah:
anggota dewan komisaris, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau karyawan bank, anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat atau karyawan bank, khusus bagi bank yang berbentuk hukum koperasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain: akuntan publik, penilai, konsultan hukum, dan konsultan lainnya pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia, turut serta mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas, keluarga direksi, keluarga pengurus.

Pengecualian atas kewajiban rahasia bank
Undang-undang no.10/1998 memberikan pengecualian dalam 7 (tujuh) hal. Pengecualian tersebut tidak bersifat limitatif, artinya di luar 7 (tujuh) hal yang telah dikecualikan itu tidak terdapat pengecualian yang lain. Pengecualian itu adalah:

  • Untuk kepentingan perpajakan dapat diberikan pengecualian kepada pejabat pajak berdasarkan perintah Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan (pasal 41)
  • Untuk penyelesaian piutang bank yang sudah diserahkan kepada Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara, dapat diberikan pengecualian kepada Pejabat Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/PUPN atas izin Pimpinan Bank Indonesia (pasal 41A)
  • Untuk kepentingan peradilan dalam perkara pidana dapat diberikan pengecualian kepada polisi, jaksa atau hakim atas izin Pimpinan Bank Indonesia (pasal 42)
  • Dalam perkara perdata antara bank dengan nasabahnya dapat diberikan pengecualian tanpa harus memperoleh izin Pimpinan Bank Indonesia (pasal 43)
  • Dalam rangka tukar menukar informasi di antara bank kepada bank lain dapat diberikan pengecualian tanpa harus memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia (pasal 44)
  • Atas persetujuan, permintaan atau kuasa dari nasabah penyimpan secara tertulis dapat diberikan pengecualian tanpa harus memperoleh izin Pimpinan Bank Indonesia (pasal 44A ayat 1)
  • Atas permintaan ahli waris yang sah dari nasabah penyimpan dana yang telah meninggal dunia (pasal 44A ayat 2)
    Sehubungan dengan pengecualian yang bersifat limitatif tersebut, apabila ada pihak-pihak lain (selain yang telah ditentukan sebagai pihak-pihak yang boleh memperoleh pengecualian) meminta penjelasan mengenai keadaan keuangan suatu nasabah dari suatu bank, jelas jawabannya adalah “TidakBoleh”.
    Sifat limitatif dari pengecualian itu bukan tidak dapat diperluas, asal perluasannya ditentukan oleh undang-undang. Apabila pengecualian di dalam undang-undang perlu ditambah, maka penambahan dapat dilakukan dengan:

Mengubah Undang-undang no.10/1998, atau Memberikan tambahannya dengan mencantumkannya dalam undang-undang tersendiri.
Dari ulasan di atas terlihat, bahwa Bank merupakan lembaga yang harus beroperasi secara prudent. Mengapa? Bank adalah bagian dari sistim keuangan dan sistim pembayaran suatu negara. Kepentingan masyarakat untuk menjaga eksistensi bank sangat penting, karena ambruknya bank dapat mengakibatkan domino effect, yaitu menular kepada bank-bank lain, yang akan mengganggu fungsi sistim keuangan dan sistim pembayaran negara yang bersangkutan.
Bank adalah lembaga keuangan yang eksistensinya tergantung pada kepercayaan para nasabahnya, yang mempercayakan dana dan jasa-jasa lain, yang dilakukan nasabah melalui bank. Oleh karena itu bank sangat berkepentingan agar kadar kepercayaan masyarakat, yang telah maupun yang akan menyimpan dananya, maupun yang telah atau akan menggunakan jasa-jasa bank lainnya, terpelihara dengan baik. Salah satu faktor untuk memelihara kepercayaan masyarakat terhadap suatu bank, adalah kepatuhan bank terhadap kewajiban rahasia bank.

 

tugas SIA

1.      Mengaudit suatu SIA secara efektif membutuhkan seorang auditor yang memiliki pengetahuan mengenai komputer dan aplikasinya dalam akuntansi. Berikan pendapat Anda, sejauh mana auditor harus memiliki keahlian komputer untuk menjadi auditor yang efektif.

Jawab :

Pendapat saya seorang Auditor haruslah memliki wawasan yang luas, dengan berkembangnya ilmu teknologi yang sangat cepat auditor harus mampu menyesuaikan kemampuanya dimasa sekarang dan masa depan demi tercapainya tujuan bersama dalam organisasi atau perusahaan tempat dia bekerja yang berperan penting dalam membantu kegiatan manusia sehari – hari

2.       Apakah Anda setuju bahwa metode yang paling efektif untuk mendapatkan pengamanan sistem yang memadai adalah dengan mengandalkan integritas pegawai perusahaan? Mengapa dan mengapa tidak? Apakah hal ini nampak ironis? Pengukuran apa yang perlu perusahaan lakukan untuk memastikan integritas pegawainya?

Jawab :

saya tidak setuju dengan itu, karena tidak selamanya orang yang memiliki integritas baik bisa dipercaya untuk mengamankan system, dan menurut saya pengukuran yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah dengan melihat lamanya waktu pegawai tersebut bekerja dan selama waktu tersebut pasti jika manager/head office perhatian terhadap pegawai-pegawainya, pasti manager/head office tersebut bisa melihat keintegritasan pegawainya dalam bekerja, atau pun juga melakukan evaluasi setiap sebulan sekali antara manager dan pegawai-pegawainya

1 . Dibioskop ada seseorang pegawai yang biasanya bertanggung jawab untuk memberikan karcis & menerima uang, sementara pegawai lainnya mengumpulkan karcis saat penonton memasuki bioskop. Apa alasan kegiatan ini?(Pembahasan soal ini berkaitan dengan pengendalian internal pada SIA ) Materi : Tinjauan menyeluruh proses bisnis.

Jawab :
Alasan dari kegiatan diatas yaitu, mencegah seorang pegawai memiliki pengendalian penuh atas seluruh aspek transaksi bisnis pada bioskop tersebut. Pemisahan tugas pada kegiatan diatas dapat membantu penjagaan dan meningkatkan keakuratan, karena setiap pegawai dapat melihat dan karenanya dapat membatasi tindakan pegawai lainnya. Pemisahan tugas yang efektif akan mempersulit seorang pegawai untuk dapat mencuri uang tunai atau lainnya. Karena pemisahan tugas yang tidak memadai dapat menciptakan kesempatan untuk pencurian dalam organisasi.

2. Nilai suatu informasi sama dengan selisih antara keuntungan yang didapat dari pemakaian informasi dengan biaya untuk menghasilkannya. Apakah Anda atau organisasi manapun akan memproduksi sesuatu informasi jika perkiraan biayanya melebihi manfaatnya? berikan beberapa contoh!

Jawab :
iya, kita akan memproduksi suatu informasi jika informasi yang kita buat bisa bermanfaat bagi orang banyak, meskipun kita harus mengeluarkan biaya lebih untuk memproduksi informasi tersebut.
contohnya : misalkan kita membuat suatu informasi untuk membuat informasi tersebut biayanya sangat mahal tetapi informasi itu juga banyak gunanya saya akan membuat informasi tersebut seperti acara di TV – TV.

Tetapi jikalau informasi tersebut bersifat komersial, saya Tidak akan memproduksi informasi jika perkiraan biayanya melebihi dari manfaatnya, karena jika informasi tersebut dibuat tapi manfaatnya lebih sedikit dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk membuat informasi tersebut saya ataupun organisasi yang membuat informasi tersebut akan mengalami kerugian. itu sama saja perbuatan yang kita lakukan tidak setimpal dengan hasil yang kita peroleh contohnya : misalkan kita membuat suatu informasi untuk membuat informasi tersebut biayanya sangat mahal tetapi informasi itu tidak ada gunanya saya tidak akan memproduksinya..

 

 

siklus pendapatan : penjualan dan penagihan kas

Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.

empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan:

1 Entri pesanan penjualan

2 Pengiriman

3 Penagihan dan Piutang Usaha

4 Penagihan Kas

1. 1. Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:

  1. Mengambil pesanan dari pelanggan
  2. Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan
  3. Memeriksa ketersediaan persediaan

Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:

2. 2.Pengiriman

Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:

· *Mengambil dan mengepak pesanan

· * Mengirim pesanan tersebut

Ø Keputusan-keputusan penting dan kebutuhan informasi:

– Menentukan metode pengiriman.

– in-house

– outsource

Ø Dokumen, catatan, dan prosedur:

– Kartu pengambilan printed by the sales order entry triggers the shipping process and is used to identify which products to remove from inventory.

– Jumlah phisik dibandingkan dengan kuantitas pada kartu pengambilan dan slip pengepakan.

– Beberapa tempat pemeriksaan dibuat dan dokumen pengiriman dipersiapkan.

3. 3.Penagihan dan Piutang Usaha

Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:

· Penagihan ke para pelanggan

· Memelihara data piutang usaha

Ø Dua aktivitas yang dilakukan pada stage siklus pendapatan ini adalah:

– Invoicing customers

– Maintaining customer accounts

Ø Jenis sistem penagihan:

– Dalam sistem setelah penagihan, faktur dipersiapkan setelah confirmasi bahwa barang-barang dikirim.

– Dalam sistem pra penagihan, faktur dipersiapkan (tetapi tidak dikirim) sesegera pesanan disetujui.

v Persediaan, piutang dagang, dan file buku besar diperbaharui pada waktu ini.

v Metode-metode pengurusan piutang dagang:

– Metode faktur terbuka

– Metode pembayaran gabungan

v Untuk memperoleh aliran penerimaan kas yang lebih seragam, banyak perusahaan menggunakan proses yang disebut Penagihan berdaur.

4. Penagihan Kas

Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:

1. Menangani kiriman uang pelanggan

2. Menyimpannya ke bank

Ø Dua bagian yang terlibat dalam aktivitas ini adalah:

– Kasir

– Fungsi piutang dagang

• Keputusan-keputusan penting dan Kebutuhan Informasi:

– Pentingnya pengurangn pencurian kas.

– Fungsi penagihan piutang dagang seharusnya tidak mempunyai akses phisik ke kas atau cek.

– Fungsi piutang dagang harus mampu mengidentifikasi sumber suatu pengiriman uang dan vaktur aplikasi harus dikredit.

Pengendalian: Tujuan,Ancaman, dan Prosedur

• Di dalam siklus pendapatan, SIA yang didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut ini dicapai:

– Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar.

– Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi).

– Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat.

– Semua transaksi dicatat dengan akurat.

– Aset (kas, persediaan, dan data) dijaga dari kehilangan ataupun pencurian.

– Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Siklus Pendapatan

Keputusan-keputusan penting

• Tujuan utama siklus pendapatan adalah untuk menyediakan produk yang tepat di tempat dan waktu yang tepat dengan harga yang sesuai.

Guna mencapai tujuan ini, pihak manajemen harus membuat beberapa keputusan penting berikut ini :

ü Sejauh apakah produk dapat dan harus disesuaikan dengan tiap kebutuhan dan keinginan pelanggan ?

ü Seberapa banyak persediaan yang harus dimiliki, dan dimanakah persediaan tersebut ditempatkan ?

ü Bagaimana seharusnya barang dagangan dikirim kepada para pelanggan ? Haruskah perusahaan melakukan fungsi pengiriman sendiri atau menggunakan pihak ketiga yang mengkhususkan diri dalam pengiriman?

ü Haruskah kredit ditawarkan kepada pelanggan ?

ü Berapa banyak kredit yang seharusnya diberikan ke tiap pelanggan ?

ü Apa syarat-syarat kredit yang seharusnya diberikan?

ü Bagaimana pembayaran pelanggan dapat diproses untuk memaksimalkan arus kas?

Entri Pesanan Penjualan

• Fungsi entri pesanan penjualan mencakup tiga aktivitas utama, yaitu :

1 Mengambil pesanan dari pelanggan

2 Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan

3 Memeriksa ketersediaan persediaan

Bagaimanapun data pesanan pelanggan diterima pada awalnya, merupakan hal yang penting bahwa semua data yang dibutuhkan untuk memproses pesanan tersebut dikumpulkan dan dicatat secara akurat. Oleh sebab itu, pemeriksaan edit berikut ini harus dilakukan untuk memastikan akurasi yang menyeluruh:

·       – Pemeriksaan validitas, Uji kelengkapan

·       – Uji kewajaran

·       – Persetujuan kredit

·       – Otorisasi umum, Batas kredit

·       – Otorisasi khusus:Pemeriksaan batas

o Langkah berikutnya adalah, menetapkan apakah tersedia cukup persediaan untuk memenuhi pesanan tersebut.

o Internally generated documents produced by sales order entry:

– Pesanan penjualan

– Slip pengepakan

– Kartu pengambilan barang

Kebutuhan Informasi dan Prosedur

• SIA harus menediakan informasi operasional yang dibutuhkan untuk melakukan fungsi-fungsi

berikut ini:

– Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan.

– Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak.

• Menentukan ketersediaan persediaan.

• Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan.

• Menentukan harga produk dan jasa.

• Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi.Memilih metode untuk mengirim barang

Ancaman dan Prosedur Pengendalian Aplikasi Entri Pesanan Penjualan

Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat 

diterapkan

1. Pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat Pemeriksaan edit entri data
2. Penjualan secara kredit ke pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk Persetujuan kredit oleh manajer bagian kredit, bukan oleh fungsi penjualan; catatan yang akurat atas saldo rekening pelanggan.
3. Legitimasi pesanan Tanda tangan di atas dokumen kertas, tanda tangan digital dan sertifikat digital untuk e-business
4. Habisnya persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga. Sistem pengendalian persediaan

Ancamandan Prosedur Pengendalian Aplikasi Pengiriman

Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat 

diterapkan

1. Kesalahan pengiriman: 

• Brg. Dag. Yang salah

• Jumlah Yang salah

• Alamat yang salah

Rekonsiliasi pesanan penjualan dengan kartu pengambilan dan slip pengepakan; pemindai kode garis; pengendalian aplikasi entri data
2. Pencurian persediaan Batasi akses fisik ke persediaan; 

Dokumentasi semua transfer internal persediaan; perhitungan fisik persediaan secara periodik persediaan dan rekonsiliasi perhitungan dengan jumlah yang dicatat

Ancaman dan Prosedur Pengendalian Aplikasi Penagihan dan Piutang Usaha

Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat 

diterapkan

1. Kegagalan untuk menagih pelanggan Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan; 

Pemberian nomor terlebih dahulu ke semua dokumen pengiriman dan rekonsiliasi faktur secara periodik; rekonsiliasi kartu pengambilan dan dokumen pengiriman dengan pesanan penjualan

2. Kesalahan dalam penagihan Pengendalian edit entri data 

Daftar harga

3. Kesalahan dalam memasukkan data ketika memperbarui piutang usaha Rekonsiliasi buku pembantu piutang usaha dengan buku besar; laporan bulanan ke pelanggan

Ancaman dan Prosedur Pengendalian Aplikasi Penagihan Kas

Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat 

diterapkan

1. Pencurian Kas Pemisahan tugas; minimalisasi penanganan kas; kesepakatan lockbox; konfirmasikan pengesahan dan penyimpanan semua penerimaan; 

Rekonsiliasi periodik laporan bank dengan catatan seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan penerimaan kas

Ancaman Prosedur Pengendalian yang dapat 

diterapkan

1. Kehilangan Data Prosedur cadangan dan pemulihan dari bencana; pengendalian akses (secara fisik dan logis)
2. Kinerja yang buruk Persiapan dan tinjauan laporan kinerja

Masalah-masalah Pengendalian Umum

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan dan Model Data

SIA didesain untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan data kegiatan bisnis agar manajemen mendapatkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Data Operasional

Data operasional dibutuhkan untuk mengawasi kinerja dan untuk melakukan tugas-tugas rutin berikut ini :

• Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan

• Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak

• Menentukan ketersediaan persediaan

• Memilih metode untuk mengirim barang

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Informasi Sekarang dan Masa Lalu

Informasi yang lampau dan yang saat ini diperlukan agar menajemen dapat membuat keputusan strategis berikut ini :

• Menentukan harga produk dan jasa

• Menetapkan kebijakan mengenai retur penjualan dan garansi

• Memutuskan jangka waktu kredit yang ditawarkan

• Menentukan kebutuhan pinjaman jangka pendek

• Merencanakan kampanye pemasaran yang baru

Kebutuhan Informasi Siklus Pendapatan: Penilaian Kinerja

SIA juga harus menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengevaluasi kinerja proses yang penting berikut ini :

• Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan

• Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan

• Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang

• Tingkat dan tren kepuasan pelanggan

• Analisis pangsa pasar dan tren penjualan

• Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan

• Volume penjualan dalam dolar dan jumlah pelanggan

• Keefektifan iklan dan promosi

• Kinerja staf penjualan

• Pengeluaran piutang ragu-ragu dan kebijakan kredit

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

Pengendalian (controlling) merupakan salah satu fungsi manajemen dalam mencapai

tujuan organisasi, yang merupakan manifestasi dari usaha manajemen untuk mengurangi resiko kerugian dan penyimpangan dalam suatu organisasi. Pengendalian Internal yang efektif merupakan salah satu faktor kunci dalam kesuksesan sebuah organisasi. Dalam pengendalian intern yang efektif, manajemen dan segenap anggota organisasi yang lain akan memiliki tingkat keyakinan yang memadai dalam mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Dimana dengan adanya sistem pengendalian intern yang efektif, dapat membantu dalam mencapai tujuan organisasi yang antara lain dalam hal efisiensi, mengurangi resiko kerugian, dan menghasilkan suatu laporan keuangan yang andal dan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.

Dengan semakin dominannya penggunaan komputer dalam membantu kegiatan

operasional diberbagai perusahaan, maka diperlukan standar-standar yang tepat

sebagai alat pengendali internal untuk menjamin bahwa data elektronik yang

diproses adalah benar. Sehingga data elektronik tersebut menghasilkan

pelaporan keuangan perusahaan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam perkembangannya terdapat banyak standar-standar control yang muncul

akibat berbagai latar belakang yang berbeda. Oleh karena itu, dalam paper ini

akan diuraikan beberapa jenis standar kontrol EDP yaitu Committee of the

Sponsoring Organizations (COSO), COBIT, SARBOX, ISO 17799, dan BASEL II.

Selanjutnya akan dibahas beberapa perbedaan diantara kelima standar tersebut

mencakup tujuan pembentukan standar dimaksud, stakeholders siapa yang

diuntungkan dan siapa yang terbebani atas penerapan standar, pengaturan yang

diterapkan dalam masing-masing standar, konsep pengendalian yang diatur

dalam standard dan aspek-aspek dari standar yang paling cocok untuk

diterapkan pada pengendalian EDP di Indonesia, khususnya untuk

diimplementasikan oleh Badan Usaha Milik Negara.

Kendali ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan yang efektif dan

efisien atas sumber daya organisasi, hal ini mencakup personil untuk

mengotimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah

informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal.

Kehandalan pelaporan keuangan

Secara legal dan profesional manajemen bertanggungjawab untuk

menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditur, dan para pemakai

lainnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut maka diperlukan

adanya kendali untuk memastikan bahwa informasi tersebut disiapkan secara

wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (PAYBU).

Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku

Konsekuensi logis dari pendirian suatu organisasi yang berorientasi publik

adalah kewajiban legal, organisasi diwajibkan untuk mematuhi aturan hukum

dan berbagai peraturan yang berlaku (misal, UU Pajak dan peraturan Bursa

Efek). Kendali ini memiliki nilai penting dalam rangka memastikan bahwa

oraganisasi dalam kelangsungan telah mematuhi dan taat terhadap hukum

dan peraturan tersebut.

Pengamanan aset entitas

Terkait dengan tujuan pelaporan publik manajemen, ditambahkan kategori

baru yaitu pengamanan aset entitas. Nilai penting dari kendali ini adalah

mencegah terjadinya akuisisi, penggunaan atau pemindahan aset yang tidak

terotorisasi yang dapat memiliki efek material terhadap laporan keuangan.

Stakeholder

Setiap personel berperan dalam implementasi pengendalian internal

perusahaan, tetapi tanggung jawab penyedia dan pelaksana pengendalian

internal adalah manajemen senior, dalam hal ini CEO dan CFO. CEO berperan

sebagai “pemberi warna” dan juga memberikan contoh kepada anggota lain.

Sedangkan CFO dan manajemen senior lainnya berperan dalam proses desain,

implementasi dan monitoring sistem pelaporan keuangan perusahaan.

Dewan komisaris dan komite audit menyediakan, panduan dan

pengawasan. Anggota dewan komisaris dan komite audit harus objektif, mampu,

dan kritis. Mereka juga harus menitikberatkan pada peran pengawasan, selain itu

mereka juga harus mengetahui lingkungan bisnis perusahaan, aktifitas pelaporan

dan sistem pengendalian internal.

Secara garis besar stakeholder atas COSO yaitu Entitas; regulator;

penyusun standar; organisasi profesi; intitusi pendidikan. Namun, pihak yang

bertanggung jawab dan terbebani yaitu Dewan Komisaris, manajemen dan

pegawai lainnya, sedangkan pihak yang diuntungkan adalah entitas dan

pengguna informasi.

Overview COSO

Secara garis besar, COSO menghadirkan suatu kerangka kerja yang

integral terkait dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennya,

dan kriteria pengendalian intern yang dapat dievaluasi.

Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling berhubungan.

Komponen-komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang efektif untuk

menjelaskan dan menganalisa sistem pengendalian internal yang

diimplementasikan dalam suatu organisasi. Komponen-komponen tersebut,

adalah sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian

2. Penilaian resiko

3. Aktifitas pengendalian

4. Informasi dan komunikasi

5. Pemantauan

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menempatkan kualitas dalam organisasi,

mempengaruhi kesadaran pengendalian terhadap pegawainya. Hal ini juga

merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal yang lain, menyiapkan

disiplin dan struktur. Faktor lingkungan pengendalian meliputi integritas, nilai

etis, gaya operasi manajemen, sistem pelimpahan wewenang, serta proses

untuk mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi.

1. Integritas dan Nilai etika

a) Ada dan diterapkannya kode etik

b) Bekerjasama dengan karyawan, pemasok dan lain-lain dengan integritas

yang tinggi

c) Tekanan mencapai target yang tidak realistis dan target ini dipakai sebagai

ukuran kinerja

2. Komitmen atas kompetensi

a) Deskripsi pekerjaan formal atau informal

b) Analisis mengenai kompetensi dalam mengisi formasi pegawai

3. Dewan Komisaris/Komite Audit

a) Independen dari manajemen

b) Frekuensi dan ketepatan pertemuan dengan CFO, internal auditor maupun

eksternal auditor

c) Penyediaan informasi yang penting dan tepat waktu untuk memungkinkan

pemantauan atas tujuan dan strategi manajemen, performa keuangan

perusahaan dan syarat-syarat atas perjanjian penting

4. Filosofi Manajemen dan Gaya Operasi

a) Resiko bisnis yang diterima, ini bisa berbentuk risk adverse atau risk taker

b) Frekuensi pertemuan manajemen puncak dan manajemen operasi,

terutama ketika beroperasi dalam wilayah geografis yang berbeda

c) Sikap dan tindakan berkaitan dengan pelaporan keuangan termasuk juga

mengenai perbedaan pendapat atas perlakuan akuntansi yang diterima.

5. Struktur organisasi

a) Kelayakan struktur organisasi dan tersedianya jalur informasi yang layak

b) Kecukupan pembagian tanggung jawab diantara manajer

c) Kemampuan dan pengalaman manajer dalam memenuhi tanggung

jawabnya

6. Kewenangan dan Tanggung Jawab

a) Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab disesuaikan dengan

keperluan pencapaian tujuan perusahaan, peraturan yang berlaku, atau

tujuan operasional

b) Kecukupan standar dan prosedur yang berkaitan dengan pengendalian,

termasuk juga deskripsi pekerjaan

c) Kecukupan kuantitas dan kualitas pegawai dalam bidang akuntansi dan

pemrosesan data disesuaikan dengan kompleksitas, sifat dan ukuran entitas

7. Kebijakan dan praktek berkaitan dengan manajemen SDM

a) Adanya kebijakan dan prosedur berkaitan dengan penerimaan, pelatihan

dan promosi pegawai

b) Untuk kasus yang tidak sesuai dengan kebijakan yang berlaku, maka

prosedurnya harus diulang

c) Kecukupan pengecekan mengenai latar belakang pegawai

d) Kecukupan kriteria promosi dan teknik-teknik pengumpulan informasi

berkaitan dengan kode etik pegawai

Penilaian Risiko

Setiap organisasi dalam mencapai tujuannya menghadapi berbagai macam risiko

baik eksternal maupun internal. Resiko ini bermacam-macam dilihat dari dampak

ataupun tingkat keseringan terjadinya, misalkan resiko kebakaran tentu berbeda

dengan resiko pencurian dana kas di cash register tentu berbeda dampak dan

frekuensi terjadinya. Penilaian risiko merupakan tindakan yang penting untuk

menentukan pengelolaan risiko.

Aspek-aspek penilaian resiko adalah sebagai beikut:

1. Tujuan

Tujuan entitas dapat bersifat eksplisit atau implisit, biasanya tercermin dalam

misi atau nilai entitas. Lebih spesifik lagi, tujuan terdapat dalam rencana

strategis perusahaan yang merupakan tujuan tingkat entitas. Tujuan ini

kemudian dikaitkan dengan tujuan tingkat aktifitas. Kategori tujuan terdiri dari :

a) Tujuan operasi, memasukkan unsur efektif dan efisien termasuk juga tujuan

kinerja dan tujuan laba dan pengamanan terhadap sumber daya

b) Tujuan pelaporan keuangan, yang menitikberatkan pada penyusunan laporan

keuangan yang andal sesuai dengan standar

c) Tujuan Kepatuhan, yang menitikberatkan pada ketaatan kepada hukum dan

peraturan yang berlaku

2. Identifikasi dan analisa resiko

Identifikasi dan analisa resiko harus bisa mencakup semua resiko yang

signifikan dalam pencapaian tujuan. Proses identifikasi dan analisa resiko

biasanya berulang-ulang dan terintegrasi dalam proses perencanaan.

a. Resiko tingkat entitas

Resiko ini bersumber dari internal dan eksternal perusahaan, entitas harus

bisa mendeteksi resiko semacam ini, berikut resiko-resiko entitas baik internal

maupun eksternal :

b. Resiko tingkat aktifitas

Semua aktifitas yang signifikan harus diidentifikasikan resiko yang mungkin

timbul. Resiko aktifitas sendiri mungkin signifikan atau tidak, relevan atau

tidak. Dalam identifikasi dan analisis resiko penting untuk memperhatikan

dampak yang ditimbulkan resiko dan frekuensi resiko terjadi.

3. Manajemen perubahan

Setiap entitas harus mempunyai sebuah prosedur, baik formal atau informal,

untuk mengidentifikasikan kondisi-kondisi yang menghalangi kemampuan

perusahaan dalam mencapai tujuannya. Mekanisme ini harus mampu

a) Mengidentifikasikan dan memperbaiki pengendalian internal pada waktu yang

tepat

b) Menyediakan informasi yang lebih akurat dan dapat diandalkan untuk

pengambilan keputusan

c) Menyediakan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu

d) Berada dalam posisi kesiapan menyatakan pendapat mengenai kemampuan

pengendalian internal

Konsep Pengendalian

Beberapa konsep utama/dasar terkait dengan pengendalian intern adalah:

Tanggung jawab manajemen – Manajemen yang bertanggung jawab dalam

rangka mempersiapkan dan menyajikan laporan keuangan. Oleh karena itu

manajemen yang bertanggung jawab dalam menentukan dan memelihara

adanya pengendalian intern yang efektif dan handal.

Proses yang berkesinambungan– Internal control bukanlah suatu kejadian

tunggal, tetapi merupakan serangkaian tindakan dan kegiatan yang meliputi

operasi organisasi. Tindakan-tindakan ini melekat dalam metode yang digunakan

manajemen untuk melaksanakan operasi sehari-hari. Internal control jangan

dipandang sebagai sesuatu yang terpisah atau suatu sistem tersendiri dalam

suatu bagian, tetapi lebih merupakan suatu bagian yang terpadu dari proses

bisnis yang dikelola oleh manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Suatu

sistem internal control yang efektif ditandai dengan pengendalian “melekat”

pada infrastruktur suatu bagian dan bukan pengendalian yang ditambahkan “di

atas” infrastruktur.

Bergantung pada faktor manusia yang membuat internal control

berjalan. Pimpinan pada akhirnya bertanggung jawab untuk memelihara struktur

internal control yang efektif, meskipun manajemen mencapainya melalui

pendelegasian dan kinerja dari pertanggungjawaban oleh semua pegawai dalam

organisasi. Dengan demikian para pegawai dengan jelas harus memahami

tanggung jawab dan batas wewenangnya serta pengaruhnya terhadap

pencapaian efektifitas dari struktur internal control. Faktor manusialah yang

mendefinisikan tujuan-tujuan bisnis yang terukur, mengawali mekanisme internal

control dan kegiatan, dan memantau seberapa bagus pengendalian membantu

dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

 

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PENGARUH KUALITAS PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEANDALAN AUDIT TRAIL DALAM SISTEM INFORMASI

Latar Belakang Penelitian
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia dari masa ke masa terasa semakin kompetitif. Meskipun sebenarnya kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya perbaikan dan peningkatan yang signifikan, namun bukan berarti terjadi kondisi yang stagnasi dalam dunia bisnis. Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis, terlebih lagi bagi perusahaan lokal. Karena dengan semakin banyaknya perusahaan asing yang berekspansi ke peta persaingan bisnis di Indonesia, maka diperlukan berbagai perbaikan kualitas dari dalam perusahaan untuk dapat bersaing secara wajar dan sehat dalam rangka mencapai tujuannya masing-masing.
Selain harus dapat menghasilkan out-put (baik barang atau jasa) yang berkualitas serta dapat diserap dengan baik oleh para calon konsumen, pihak perusahaan juga harus dapat melaksanakan proses produksi secara terkendali serta terarah sesuai dengan visi dan misi perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi operasi yang diinginkan, yang bermuara pada peningkatan profit perusahaan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi dan komputer, maka banyak perusahaan yang sudah mengadopsi sistem informasi akuntansi berbasis komputer sebagai bagian penting dari kelancaran kegiatan operasi perusahaan. Namun, dikarenakan suatu sistem informasi akuntansi yang telah terkomputerisasi adalah investasi jangka panjang yang mahal, maka beberapa perusahaan masih tetap mengaplikasikan sistem akuntansi konvensional.
Dengan sistem informasi akuntansi, risiko terjadinya kekeliruan dan kesalahan pencatatan atau perhitungan dapat diminimalisasi sehingga mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami kerugaian. Suatu sistem yang berkualitas, dirancang, dibangun dan dapat bekerja dengan baik apabila bagian-bagian yang terintegrasi dengan sistem tersebut beroperasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di dalam sistem informasi akuntansi yang menunjang kelancaran kerja sistem informasi akuntansi tersebut adalah pengendalian internal (internal control).
Pengendalian internal (internal control) merupakan bagian integral dari sistem informasi akuntansi. Pengendalian internal itu sendiri adalah suatu proses yang dijalankan untuk dewan komisaris, manajemen, dan personel lain dalam perusahaan, yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang dipenuhinya tujuan pengendalian. Adapun kriteria dari pengendalian internal, yaitu : (a) Keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) keputusan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (IAI, 2001:SA 319.2).
Dengan menetapkan serta menerapkan pengendalian internal secara baik dan benar pada suatu perusahaan, maka perusahaan tersebut akan lebih mudah dalam mencapai tujuan dan dapat meminimalkan risiko. Wilkinson dkk. (1996:234) mengungkapkan bahwa: ”Jika suatu pengendalian internal telah ditetapkan maka semua operasi, sumber daya fisik, dan data akan dimonitor serta berada di bawah kendali, tujuan akan tercapai, risiko menjadi kecil, dan informasi yang dihasilkan akan lebih berkualitas. Di sisi lain, tanpa pengendalian internal, kondisi yang membawa dampak negatif bagi perusahaan mungkin akan terjadi, seperti kesalahan pencatatan, kesalahan pengambilan keputusan, inefisiensi biaya, kehilangan aset, terhentinya kegiatan usaha, maupun terkena sanksi”. Sebagai hasilnya, dengan ditetapkannya pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi, maka sistem informasi akuntansi (Accounting information system) akan menghasilkan informasi akuntansi yang lebih berkualitas (tepat waktu, relevan, akurat, dan lengkap), dan dapat diaudit (Auditable).
Informasi akuntansi yang berkualitas serta dapat diaudit (Auditable) sangat menunjang dan diperlukan dalam proses audit trail. Adapun definisi dari audit trail serta faktor-faktor yang menentukan auditabilitas (auditability) seperti yang diungkapkan oleh Kell dkk. (2001:335), yaitu: “Dua faktor utama yang menentukan auditabilitas yaitu: Integritas manajemen (Management Integrity), dan ketersediaan bukti serta data akuntansi (adequacy of accounting records and evidences). Adapun ketersediaan bukti dan data akuntansi yang memadai dalam rangka mendukung proses audit trail. Audit trail didefinisikan sebagai mata rantai bukti yang memungkinkan sebuah transaksi dapat ditelusuri dari suatu total dalam laporan keuangan ke dokumen sumbernya”.
Dalam sistem informasi akuntansi manual, audit trail meliputi dokumen sumber, buku besar, jurnal, kertas kerja, dan catatan lain. Sedangkan dalam sistem informasi berbasis komputer, dimana transaksi ekonomi ditampung, dikumpulkan, didokumentasikan (captured or received), dikirim (transferred), dan disimpan (stored) secara elektronis tanpa dokumen sumber tercetak, maka audit trail berupa dokumen sumber tercetak (paperless) akan berkurang. Namun bukan berarti perusahaan tidak bisa diaudit.
Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, maka banyak perusahaan yang mulai meninggalkan sistem informasi akuntansi manual dan beralih ke sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Dalam suatu sistem informasi akuntansi berbasis komputer yang dirancang dengan baik, akan menghasilkan suatu audit trail yang lebih luas (extensive) dan lebih jelas dibandingkan sistem informasi akuntansi manual, yang dikenal dengan electronic audit trail. Contoh audit trail yaitu log dan listing, hal ini diungkapkan oleh Allison (2003), yakni: “Log dan listing mencatat semua usaha untuk menggunakan sistem yang biasanya mencatat antaralain: tanggal dan waktu, kode yang digunakan, tipe akses, aplikasi dan data yang digunakan”.
Pengaruh pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi terhadap audit trail dikemukakan oleh Gascoyne (1990), yaitu: “Pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer, baik pengendalian umum maupun pengendalian aplikasi memiliki tujuan masing-masing dan mempengaruhi audit trail. Pengendalian umum adalah pengendalian atas segala aktivitas dan sumber daya yang dipakai dalam pengembangan suatu sistem informasi, pelaksanaan proses, dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian atas suatu aplikasi tertentu untuk menjamin bahwa seluruh transaksi telah terotorisasi, direkam dan diproses secara lengkap, akurat, dan tepat waktu”.
Dengan adanya pengendalian umum yang memadai, maka sistem informasi akuntansi dapat dirancang serta dibangun dengan suatu fasilitas audit traiil yang memadai pula. Demikian pula dengan pengendalian aplikasi, suatu pengendalian aplikasi yang baik akan menyediakan fasilitas audit trail yang memadai, hal ini akan memberikan jaminan kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy), dan otorisasi (authorization) suatu transaksi.
Untuk mewujudkan pengendalian umum yang memadai serta pengendalian aplikasi yang baik, maka dibutuhkan kerjasama antara pihak manajemen perusahaan, internal auditor, analis sistem, pengguna sistem (user), dan progamer komputer. Mereka semua, dengan latar belakang serta tugasnya masing-masing, harus dapat bekerjasama dalam merancang suatu paket sistem yang baik serta memadai bagi perusahaan.
Akan tetapi pada prakteknya, kebanyakan software dan beberapa sistem pengoperasian yang dipakai saat ini dirancang tanpa banyak pemikiran untuk mencegah penyalahgunaan atau kejahatan komputer. Banyak analis dan progamer komputer tidak mengetahui tentang prinsip umum pengendalian internal. Sebagai akibatnya, beberapa sistem informasi akuntansi dirancang tanpa fasilitas pengendalian yang memadai. Sehingga sistem informasi akuntansi yang dibuat tidak menghasilkan fasilitas audit trail yang memadai untuk digunakan dalam proses audit. Hal senada diungkapkan oleh Webber (1999:15), sebagai berikut: “Unfortunetly, not all computer systems are well designed. Some software, for example, does not provide adequate access controls and logging facilities to ensure preservation of an accurate and complete audit trail. When this situstion are coupled with a decreased ability to separate incompatible functions, serious controls problems can be arise”.
Adanya kondisi tersebut, sewajarnya menjadi perhatian bagi setiap perusahaan yang tengah melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi akuntansinya. Supaya sistem informasi akuntansi yang dibangun dapat menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas, dengan memiliki pengendalian internal yang memadai dan auditable. Maka, dibutuhkan suatu pemahaman dalam organisasi mengenai pentingnya pengendalian internal dan audit trail dalam sistem informasi akuntansi. Hal ini khususnya berlaku bagi perusahaan-perusahaan yang memiliki tingkat kegiatan usaha yang kompleks, terlebih lagi bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) golongan Persero. Hal ini dikarenakan BUMN Persero mengemban tugas yang cukup berat, di satu sisi harus dapat menyediakan serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat (sebagai konsumen) dan di sisi lain dituntut untuk dapat memberikan sumbangsih positif dari hasil operasi usahanya (keuntungan) bagi pemerintah atau pemegang saham, karena keberadaan BUMN golongan Persero adalah profit motive.
Hal tersebut di atas, berkaitan erat dengan tiga karakteristik BUMN di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang No. 9/1979. Dalam Undang-undang ini, disebutkan bahwa terdapat tiga jenis BUMN yang terdiri dari Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perseroan. Ketiganya memiliki sifat, fungsi, dan status keberadaanya yang berbeda. Perbedaan sifat, fungsi, dan status (karakteristik) ketiga jenis BUMN sesuai dengan Undang-undang No. 9/1979 dijelaskan pada tabel berikut ini:Perbedaan Karakteristik Tiga Golongan BUMN

PERJAN PERUM PERSERO
Merupakan BUMN yang bersifat public service (pelayanan masyarakat). Merupakan BUMN yang bersifat public utility, yaitu melayani kepentingan umum dan diharapkan dapat meghasilkan keuntungan. Merupakan BUMN yang bersifat profit motive.
Permodalannya termasuk bagian APBN yang dikelola oleh departemen yang membawahinya. Modal seluruhnya milik negara, yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Modal seluruhnya atau sebagian milik negara dan terbagi atas saham-saham.
Statusnya dikaitkan dengan hukum publik. Berstatus badan hukum dan diatur berdasarkan Undang-undang. Berstatus badan hukum berdata dan berbentuk perseroan terbatas (PT). Sumber: Wagiono I. (1993:62-63)
Penelitian mengenai pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi, sebelumnya telah dilakukan oleh Heni Sulastri dalam penelitiannya pada tahun 2004. Dari hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi mempunyai pengaruh yang signifikan pada audit trail dalam sistem informasi dan semua perusahaan yang menjadi sampel penelitian (tujuh bank swasta di kota bandung) tersebut telah memiliki fasilitas audit trail yang memadai untuk mendukung audit trail dalam sistem informasi.
Dengan memperhatikan latar belakang teoritis dan fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang sejauh mana pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi. Penelitian ini akan dilakukan pada beberapa BUMN Persero di kota Bandung.
Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk melaksanakan penelitian terhadap audit trail dalam sistem informasi dan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Kualitas Pengendalian Internal pada Sistem Informasi Akuntansi Terhadap Keandalan Audit Trail dalam Sistem Informasi” (Studi Survai atas auditor internal pada beberapa BUMN Persero di kota Bandung).

IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan, penulis mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Apakah kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi yang terdapat pada BUMN Persero di kota Bandung telah memadai.
2. Bagaimana pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi.

MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan identifikasi masalahan tersebut di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam meneliti pengaruh dari kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi pada perusahaan-perusahaan yang diteliti.

KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna bagi:
1. Bagi penulis

Diharapkan untuk dapat melihat kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan keandalan audit trail dalam sistem informasi bagi internal audit pada beberapa BUMN persero yang berada di kota Bandung dari segi penerapan disiplin ilmu yang penulis pelajari.
2. Bagi perusahaan
Diharapkan dapat menjadi masukan dalam merancang suatu pengendalian internal yang memadai pada sistem informasi akuntansi, dan pelaksanaan audit sistem informasi perusahaan.
3. Bagi peneliti lain
Diharapkan untuk melakukan penelitian lebih lanjut sehingga dapat memberikan hasil penelitian yang lebih mendalam, serta memberikan solusi yang tepat pada pokok permasalahan yang diteliti.

RERANGKA PEMIKIRAN
Secara keseluruhan, sistem informasi akuntansi merupakan perpaduan dari sistem informasi akuntansi keuangan dan sistem informasi akuntansi manajemen. Azhar (2002:112) mengungkapkan bahwa: “sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan bekerjasama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperoleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan dibidang keuangan”.
Sistem informasi akuntansi keuangan menghasilkan informasi tentang prestasi perusahaan untuk digunakan oleh pihak internal dan eksternal perusahaan. Biasanya informasi ini disajikan dalam bentuk neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Laporan keuangan tersebut harus berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum (generally accepted accounting principles/ GAAP) atau di Indonesia dikenal sebagai Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan sistem informasi akuntansi manajemen selain menghasilkan informasi keuangan, juga menghasilkan laporan-laporan, dan analisis-analisis yang lain, yang disusun sesuai dengan kebutuhan internal perusahaan. Sistem informasi akuntansi manajemen ini tidak dibatasi oleh SAK.
Setiap sistem, termasuk sistem informasi akuntansi, memiliki tujuan untuk meningkatkan efisiensi, efektivitas, serta pengendalian operasi. Pengendalian di dalam suatu perusahaan dikenal dengan pengendalian internal. COSO report (1992:3) dan oleh IAI diadopsi kedalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) mengemukakan pengertian pengendalian internal sebagai berikut: “Internal control is a process, affected by entity’s board of directors, management and other personel, designed to provide reasonable. assurance regarding the achievement of objectifes in the following catagories: reliability of financial reporting, compliance with aplicable laws and regulation, and effectiveness and efficiency of operation”.
Agar pihak manajemen perusahaan mempunyai keyakinan yang memadai bahwa pengendalian internal perusahaan telah berjalan efektif dan efisien sebagaimana mestinya, maka perlu dilakukan suatu penilaian dan evaluasi yang dikenal dengan kegiatan pemeriksaan (audit). Hal ini dikemukakan oleh Wilkinson dkk. (1996:341), sebagai berikut: “Audits are examination perform to assess an evaluate an activity or object, such as wether the internal control implemented in to the accounting information system (AIS) are working as prescribed by management or wether the information processing function needs improvement”.
Melalui audit, internal audit akan memberikan konsultasi internal sebagai nilai tambah (added value) atau masukan bagi manajemen. Internal audit akan memberi jaminan bahwa pengendalian perusahaan telah berjalan dengan sebagaimana mestinya, menjelaskan mengapa pengendalian internal tidak berjalan, memaparkan risiko-risiko apa saja yang akan dihadapi perusahaan jika pengendalian tidak berjalan, serta memberikan usulan perbaikan.
Audit dalam lingkungan sistem informasi akuntansi dikenal dengan audit sistem informasi (atau juga disebut computer audit atau information technology audit). Webber (1999) mengemukakan pengertian audit sistem informasi, sebagai berikut: “Information system auditing is the process of collecting an evaluating evidance to determine wether a computer system safe guards assets, maintans data integrity, achieve organizational goals to be achieved effectively, an uses resources effeciently”.
Di lingkungan sistem informasi akuntansi berbasis komputer terdapat dua jenis pengendalian internal, yaitu pengendalian umum (general control) dan pengendalian aplikasi (application control). Arens dkk. (2003:312), mengemukakan bahwa: “Pengendalian umum adalah pengendalian atas segala aktivitas dan sumber daya yang dipakai dalam pengembangan suatu sistem informasi, pelaksanaan proses dan fungsi-fungsi pendukung lainnya. Adapun pengendalian umum terdiri dari: pengendalian organisasi dan operasi, pengendalian pengembangan dan dokumentasi sistem, pengendalian hardware, dan pengendalian akses hardware serta data. Pengendalian aplikasi adalah pengendalian atas suatu aplikasi tertentu untuk menjamin bahwa seluruh transaksi telah terotorisasi, direkam dan diproses secara lengkap, akurat, dan tepat waktu, yang meliputi pengendalian input, proses, dan output”.
Dalam pengendalian internal di lingkungan sistem informasi akuntansi berbasis komputer terdapat suatu komponen yang penting, yaitu audit trail. McLeod dan Schell (2001:221) mengemukakan bahwa: “Salah satu komponen yang penting dalam Pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi adalah audit trail. Audit trail adalah suatu kronologis transaksi yang dapat ditelusuri dari akhir ke awal transaksi tersebut dimulai dan sebaliknya”.
Dalam merancang dan menmbangun suatu sistem informasi akuntansi pada sebuah perusahaan, audit trail merupakan bagian penting dalam sistem informasi akuntansi tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Bodnar dan Hopwood (1995:180-181), yakni: “If an audit trail exists, the auditor can be confident that accounting information system and related financial statement are very reliable, that is, the system and and its output are accurate. If an audit trail does not exist, the reliability of the accounting information system must be suspect”.
Dengan adanya pengendalian umum yang memadai, maka sistem informasi akuntansi dapat dirancang dan dibangun dengan suatu fasilitas audit trail yang memadai pula. Demikian pula dengan pengendalian aplikasi, suatu pengendalian aplikasi yang baik akan menyediakan fasilitas audit trail yang baik serta akan memberikan jaminan kelengkapan (completeness), keakuratan (accuracy), dan otorisasi (authorization) pada suatu transaksi.
Audit trail tidak hanya digunakan oleh auditor pada saat pemeriksaan untuk memperoleh bukti (evidances), koreksi kesalahan yang terdeteksi, serta rekonstruksi arsip, namun manajemen juga berkepentingan terhadap audit trail. Porter dan Perry (1992:204) mengungkapkan bahwa: “Audit trail membantu manajemen untuk menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari pelanggan, pemasok, dan pemerintah atas status pembayaran, pengiriman, dan perpajakan”. Hal senada juga diungkapkan oleh Kell dkk. (2001:325), yaitu: “Penting bagi manajemen untuk memiliki keyakinan bahwa sistem informasi akuntansi perusahaan telah memiliki fasilitas audit trail yang memadai atas semua transaksi dan investigasi dalam sistem informasi akuntansi, baik pada sistem informasi akuntansi manual terlebih lagi untuk sistem informasi akuntansi berbasis komputer”.
Dalam sistem informasi akuntansi manual, audit trail meliputi dokumen sumber, jurnal, buku besar, kertas kerja, dan catatan lain. Sedangkan dalam sistem informasi akuntansi berbasis komputer audit trail berupa log dan listing yang mencatat semua usaha dalam menggunakan sistem yang biasanya mencatat antara lain: tanggal dan waktu, kode yang digunakan, tipe akses, aplikasi dan data yang digunakan. Webber (1999:404), mengemukakan ada dua jenis audit trail, yakni sebagai berikut: “… two types of audit trails that should exist in each subsystem: 1) an accounting audit trail to maintain a record of events within the sub system, and 2) an operation audit trail to maintain a technology of the rescourses consumption associated with each event in sub system”.
Berdasarkan rerangka pemikiran di atas, penulis mengambil hipotesis bahwa: “Kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi”.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun skripsi ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik.
Menurut Moh. Nazir (2003:54), yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah sebagai berikut: “Penelitian deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”. Sedangkan metode kualitatif adalah suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, didukung dengan studi literatur atau studi kepustakaan berdasarkan pengalaman kajian perpustakaan berupa data dan angka sehingga realitas dapat dipahami dengan baik.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, faktual mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki mengenai situasi yang sebenarnya dari objek penelitian.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan survai, pendekatan survai menurut Moh. Nazir (2003:56) adalah: “Penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah. Metode survai membedah serta menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktik-praktik yang sedang berlangsung”.
Moh. Nazir (2003:56) menuturkan, bahwa: “Besarnya sampel untuk mengadakan estimasi terhadap populasi harus diperhatikan dalam melaksanakan survai sampel. Terlalu besar berarti pemborosan tenaga dan uang, sedangkan sampel yang terlalu kecil dapat menjurus kepada besarnya error”. Maka, metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simple random sampling, yang menurut Masri dan Sofian (1989:155), adalah: “Sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga tiap unit penelitian atau elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih”.
Populasi BUMN persero di kota Bandung adalah 26 perusahaan, yang beroperasi dibidang usahanya masing-masing. Sehingga, dengan menggunakan metode pengambilan data simple random sampling, dari populasi 26 BUMN persero akan didapatkan hasil 20,8 ≈ 21 sampel yang mewakili populasi.
Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kualitas pengendalian internal pada sistem informasi akuntansi terhadap keandalan audit trail dalam sistem informasi bagi auditor internal pada 21 BUMN persero di kota Bandung yang telah menerapkan audit trail dalam sistem informasinya.

TEKNIK-TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam rangka memperoleh data-data yang diperlukan untuk menunjang penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yang terdiri dari:
1. Penelitian Lapangan (field research)
Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan langsung pada objek yang diteliti, dalam hal ini yaitu para auditor internal beserta staff internal audit pada perusahaan (BUMN persero) yang diteliti. Pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) ini, diperoleh melalui dua cara utama yakni dengan metode observasi dan kuesioner. Penjelasan mengenai metode observasi dan kuesioner, dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengamati secara langsung objek penelitian.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang diajukan penulis kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Kepustakaan (library research)
Penelitian kepustakaan yaitu teknik berdasarkan literatur guna memperoleh dasar teoritis dalam pemecahan masalah yang diteliti. Data dari literatur berguna sebagai bahan pertimbangan atas data yang diperoleh dari penelitian.Data-data yang diperoleh akan diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari, sehingga akhirnya dapat disimpulkan yang akan menjawab permasalahan yang menjadi pokok bahasan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk menyederhanakan analisis agar lebih mudah dipahami dan ditindaklanjuti.

 

E-BISNIS DI INDONESIA

INTERNET MARKETING

Forex (foreign exchange) yang lebih dikenal dengan Valuta Asing (Valas) merupakan suatu jenis perdagangan/transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan (mulai dari hari Senin pk.4 pagi sampai dengan hari Sabtu pk.4 pagi WIB/GMT+7). Oleh sebab itu, produk yang diperdagangkan dalam forex adalah mata uang. Maksudnya, forex trading memperjual-belikan mata uang yang satu terhadap mata uang yang lainnya. Dan biasanya menggunakan mata uang yang umum di dunia seperti USD, JPY, GBP, EUR, CHF, AUD, dan lain lain. Agar lebih jelas simak baik-baik contoh di bawah ini:

  • BUY GBP/USD yang artinya membeli mata uang Poundsterling dan menjual mata uang US Dollar

  • BUY USD/JPY yang artinya membeli mata uang USDollar dan menjual mata uang Jepang Yen
  • SELL GBP/JPY yang artinya menjual mata uang Poundsterling dan membeli mata uang Jepang Yen

 

Pergerakan kurs harga mata uang di Forex dinamakan Point atau biasa disebut dengan Pip. Contoh:

  • Pergerakan Mata Uang USD/JPY dari 118.00 ke 117.94 berarti bergerak sebesar 6 pip

  • Pergerakan Mata Uang GBP/USD dari 1.9030 ke 1.9120 berarti bergerak sebesar 90 pip

 

Di pasar valas (forex) ini kita bisa membeli ataupun menjual berbagai mata uang untuk mendapatkan keuntungan, dan Trading Forex bersifat  2 Ways Opportunity, yaitu kita bisa meraih keuntungan dengan memanfaatkan order Buy ataupun Sell. Jika kita meng-order dengan Buy dan kemudian harga kurs mata uangnya meningkat maka kita akan mendapatkan Profit, dan begitu pula dengan sebaliknya, jika Sell maka bila harganya menurun maka kita akan mendapatkan Profit. Contohnya sebagai berikut:

  • Seorang trader membeli 10,000 EURO  (EUR) dibanding USDollar (USD) di  awal tahun 2001 ketika harga EUR/USD saat itu adalah 0.9600. Berarti trader tersebut membeli 10,000 EURO dan menjual 9,600 USDollarnya Dan ketika pada tahun 2003 bulan Mei, Trader tersebut menjual kembali 10,000 EUROnya untuk  dibelikan ke USDollar lagi dengan rate EUR/USD saat itu adalah 1.1800. Maka Trader tersebut akan memperoleh 11,800 USDollar dari penjualan 10,000 EUROnya.

 

Dari contoh diatas, maka Trader tersebut akan mendapatkan keuntungan (profit) sebesar :                    11,800 – 9,600 = USD $2,200. Posisi Jual (Sell) sering disebut juga dengan istilah Bid ataupun Short, sedangkan Beli (Buy) sering disebut dengan istilah Ask ataupun Long.

 

Tetapi jika kita meng-order dengan Buy dan kemudian harganya menurun maka kita akan menderita Loss (kerugian). Profit ataupun Loss jika tidak kita tutup posisinya (diclose/diliquid) maka posisi order kita masih dianggap mengambang (floating) atau belum direalisasikan, sehingga dapat memungkinan terjadinya balik arah.

 

 

Menghitung Profit dan Loss

Misalnya kita memulai trading Forex ini dengan modal awal sebesar US$5000, kemudian cara hitungan transaksi kita adalah sebagai berikut:

  • Untuk mata uang Direct: misalkan kita bertrading dengan modal $5000 di sebanyak 1 lot regular (atau quantity contract sizenya $100,000) dan kita melakukan Buy di EUR/USD di posisi 1.2000 dan kemudian diclose untuk take profit di posisi 1.2010, maka kita akan memiliki profit sebesar :       (1.2010 – 1.2000 ) x 1 lot x 100000 = $100. Kalau loss juga sama hitungannya seperti ini.

 

Berdasarkan gambaran sekilas tentang forex trading di atas, wajar jika muncul pertanyaan: Apakah forex trading termasuk ke dalam internet marketing?

 

 

Forex Trading dan Internet Marketing

Esensi dari internet marketing adalah memasarkan produk/jasa melalui situs bisnis yang kita miliki agar banyak orang mengetahui produk/jasa apa yang kita tawarkan. Maksudnya, jika kita tidak mempromosikan situs bisnis kita kepada orang lain, maka situs tersebut tidak akan memberikan profit apapun. Oleh sebab itu, untuk memahami hubungan antara forex trading dengan internet marketing, kita perlu memahami kan 4 hal penting, yaitu:

  1. Sebuah situs bisnis yang “eye catching”

  2. Pengunjung ke situs bisnis kita
  3. Produk yang dijual
  4. Permintaan terhadap produk yang kita jual

 

Memahami dan melakukan poin 1 dan 2 jauh lebih mudah daripada poin 3 dan 4. Mengapa demikian? Anda bisa memahami dan melakukan poin 1 dan 2 dengan cara mencari, mendownload, dan membaca aneka e-book tentang internet marketing secara gratis. Tapi, memahami dan melaksanakan poin 3 dan 4 mengharuskan kita melakukan riset pasar untuk mengetahui dengan jelas bagaimana persaingan dan pangsa pasar dari produk/jasa yang kita jual.

 

Dalam konteksnya dengan internet marketing, seorang forex trader tidak bisa dikategorikan sebagai pelaku internet marketing karena tugas utamanya bukan memasarkan atau promosi produk/jasa. Namun seseorang yang memiliki perusahaan forex trading termasuk sebagai pelaku internet marketing dengan syarat sebagai berikut:

  1. Memiliki situs forex trading yang eye catching.
  2. Situs tersebut banyak dikunjungi orang
  3. Produk yang dijual adalah posisi pekerjaan sebagai forex trader atau aneka produk investasi berjangka
  4. Mengetahui adanya orang yang berminat menjadi forex trader dan sebagai investor di bidang investasi berjangka

 

Biasanya, seorang pemilik perusahaan forex trading sangat menyukai email marketing dalam mempromosikan posisi forex trader untuk perusahaannya.

 

 

Email Marketing Yang Baik dan Benar

Pertama, saya ingin membahas terlebih dulu tentang cara keliru ber-email marketing. Marketing melalui email merupakan hal yang sensitif untuk sebagian besar pengguna internet. Ber-email marketing secara keliru, adalah ketika seorang netter menjadi seorang SPAMMER bagi netter lain. Apa itu spammer? Spammer adalah seseorang yang mengirimkan email yang tidak diinginkan kepada orang lain. Jika kita adalah seorang spammer dan ada orang lain yang melaporkan kita kepada salah satu kelompok anti-spamming seperti MAPS black hole list ,situs dan alamat email kita akan dimasukkan ke dalam black list mereka, kemudian mereka akan menonaktifkan 25% aktivitas email kita. Black list ini terdaftar pada sekitar 25% ISP di dunia.

 

Dalam ber-email marketing, pahamilah bahwa kita hanya bisa mengirim marketing email kepada orang yang sebelumnya sudah meminta dikirimi email tersebut. Dan karena orang tersebut telah bersedia untuk menerima email marketing kita, maka kita akan lebih yakin bahwa email marketing kita akan dibaca oleh orang tersebut. Jadi, hindarilah spamming dalam ber-email marketing.

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Sistem informasi akuntansi (SIA) melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan.aplikasi ini di tandai dengan volume pengolahan data yang tinggi. Pengolahan data terdiri dari empat tugas utama-pengumpulan data,manipulasi data,penyimpanan data ,dan penyimpanan dokumen.

Perusahan tidak dapat memiliki untuk memiliki SIA atau tidak,itu merupakan suatu keharusan.juga, semua perusahaan pada dasarnya melakukan prosedut-prosedur yang sama.SIA lebih berorientasai pada informasi,dan data sebagian besar bersifat historis.

Pengolah data (data processing – DP)adalah manipulasi atau transformasi simbol-simbol seperti angka dan abjad untuk tujuan meningkatkan kegunaannya.istilah pengolahan transaksi (transaction processing – TP) maka banyak digunakan untuk menggambarkan pengolahan data yang diterapkan pada data bisnis. Walau istilah pengolahan data dan pengolahan transaksi dapat dipertukarkan, kita akan menggunakan istilah pengolahan data, karna lebih dikenal.

Tugas pengolahan data perusahaan di laksanakan oleh sistem informasi akuntansi (SIA) yang mengumpulkan data yang menjelaskan kegiatan perusahaan,mengubah data tersebut menjadi informasi, serta menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar perusahaan.

Gambar di bawah adalah suatu model SIA. Model tersebut merupakan turunana dari model system umum perusahaan yang telah dijelaskan dalam elemen input, transpormasi dan output dari system fisik perusahaan berada pada bagian bawah. Data dikumpulkan dari seluruh system fisik dan lingkungan, lalu dimasukan kedalam database. Perangkat lunak pengolah data mengubah data menjadi informasi untuk manajemen perusahaan serta untuk perorangan dan organisasi di lingkungan perusahaan.

TUGAS PENGOLAH DATA ADA 4 :

1 pengumpulan data

2. manipulasi data ada :

Pengklasifikasian,penyortiran,penghitungan,pengihtisaran.

3. penyimpanan data

4. penyiapan dokunen

Karakteristik sistem informasi akuntansi,ada beberapa karak teristik pengolahan data yang jelas membedakan SIA dari subsistem CBIS yang lain.SIA:

  • Melaksanakan tugas yang diperlukan.perusahaan tidak memutuskan untuk melaksanakan pengolahan data atu tidak.perusahaan diharuskan oleh undang-undang untuk memelihara catatan kegiatan.elemen=elemen dalam lingkungan seperti pemerintah,pemegang saham dan pemilik,serta masyarakat keuangan menuntut perisahaan agar melakukan pengolahan data.
  • Berpegang pada prosedur yang relatip setandar.peraturan dan peraktek yang diterima menentukan cara pelaksanaan pengolahan data.segala jenis organisasi pengolah datanya dengan cara yang pada dasarnya sama.
  • Menangani data yang rinci. Karna berbagai catatan pengolahan data menjelaskan kegiatan perusahaan secara rinci,catatan tersebut menyediakan jejak audit (audit trail).jejak audit adalah kronologi kegiatan yang dapat ditelusuri dari awal hingga akhir,dan dari akhir ke awal.
  • Terutama berpokus historis.data yang di kumpulkan oleh SIA umumnya menjelaskan apa yang terjadi di masa lampau.ini terutama terjadi jika pengolahan berkelompok (batch) digunakan.
  • Menyediakan informasi pemecahan masalah yang minimal. SIA menghasilkan sebagai output informasi bagi manajer perusahaan. Laporan akuntansi setandar seperti laporan rugi laba dan neraca merupakan cintohnya.

Contoh Sistem Informasi Akuntansi

Suatu contoh yang baik dari SIA adalah sistem yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan distribusi-perusahaan yang mendistribusikan produk atau jasanya kepada pelanggan. Sistem ini disebut sistem distribusi. Mempelajari sistem ini akan lebih mudah, jika anda berpikir mengenai perusahaan yang berorientasi produk seperti perusahaan manufaktur, pedagang besar atau pengecer. Tetapi sistem distribusi dapat juga ditemukan di organisasi jasa seperti United Way dan rumah sakit, serta di lembaga-lembaga pemerintah seperi militer dan perpajakan. Dapat dikatakan bahwa semua organisasi berada dalam bisnis distribusi.

Anda juga perlu ingat bahwa anda mungkin tidak dapat menemukan suatu perusahaan yang mengolah datanya tepat sama dengan yang dijelaskan disisni. Model kami adalah suatu model umum – sesuai untuk sebagian besar perusahaan secara umum.